PT.
Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas sahamnya
dimiliki Freeport-McMoRan
Copper & Gold Inc.. Perusahaan ini adalah pembayar pajak terbesar kepada Indonesia dan
merupakan perusahaan penghasilemas terbesar di dunia melalui tambang Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat
di Papua, masing-masing tambang
Erstberg (dari 1967) dan tambang Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembaga Pura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Tambang Grasberg adalah tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia. Tambang ini terletak di provinsi Papua diIndonesia dekat latitude -4,053 dan longitude 137,116, dan dimiliki oleh Freeport yang berbasis di AS (67.3%), Rio Tinto Group (13%), Pemerintah Indonesia (9.3%) dan PT Indocopper Investama
Corporation (9%). Operator tambang ini adalah PT Freeport Indonesia (anak
perusahaan dari Freeport McMoran Copper and Gold). Biaya membangun tambang di
atas gunung sebesar 3 miliar dolar AS. Pada 2004,
tambang ini diperkirakan memiliki cadangan 46 juta ons emas. Pada 2006
produksinya adalah 610.800 ton tembaga; 58.474.392 gram emas; dan 174.458.971
gram perak.
Geologis Belanda Jean-Jacquez Dozy mengunjungi Indonesia pada 1936 untuk
menskala glasier Pegunungan
Jayawijaya di provinsi Irian Jaya di Papua Barat. Dia membuat catatan di atas batu hitam yang aneh
dengan warna kehijauan. Pada 1939, dia mengisi catatan tentang Ertsberg (bahasa
Belanda untuk
"gunung ore"). Namun, peristiwa Perang Dunia II menyebabkan laporan tersebut tidak diperhatikan. Dua puluh tahun
kemudian, geologis Forbes
Wilson,
bekerja untuk perusahaan pertambangan Freeport, membaca laporan tersebut. Dia
dalam tugas mencari cadangan nikel, tetapi kemudian melupakan hal tersebut setelah dia membaca
laporan tersebut. Dia berhenti merokok dan melatih badannya untuk menyiapkan
perjalanan untuk memeriksa Ertsberg. Ekspedisi yang dipimpin oleh Forbes Wilson
dan Del
Flint,
menemukan deposit tembaga yang besar di Ertsberg pada 1960.
Penghasilan
tembaga Grasberg meningkat dari 515.400 ton pada 2004 menjadi
793.000 ton pada 2005 dan produksi tahun 2006 menjadi 610.800 ton tembaga; 58.474.392
gram emas, dan 174.458.971 gram perak. Produksi emas meningkat dari 1,58 juta ons menjadi 3,55 juta ons. Cara penambangan di tambang Grasberg ini
meliputi tambang terbuka (open pit mine)
yang sangat besar, tambang bawah tanah, dan empat konsetrator. Tambang terbuka
membentuk kawah yang lebar pada permukaan dengan volume yang tinggi dan biaya operasi yang rendah mampu memproduksi
lebih dari 67 juta ton bijih dan menyediakan lebih dari 75% dari persediaan
pabrik pada tahun 2006. Bijih utama mengalami penghancuran di tambang, sebelum
dikirim oleh pelolosan bijih menuju penggilingan kompleks untuk penghancuran
lebih lanjut.
Sebuah bahan
flotasi digunakan untuk memisahkan konsentrat tembaga-emas dari bijih. Bubur yang mengandung konsentrat tembaga-emas
disalurkan oleh tiga jaringan pipa ke pelabuhan Amamapare, lebih dari 70 mil
jauhnya, dimana bubur dikeringkan. Setelah disaring dan dikeringkan, konsetrat
yang mengandung tembaga, emas dan perak dikirim ke smelter di seluruh dunia. Fasilitas di pelabuhan juga termasuk stasiun listrik
tenaga batubara yang memasok operasi Grasberg.
No comments:
Post a Comment